BAB I
TINJAUAN TENTANG ILMU BUDAYA DASAR
TINJAUAN TENTANG ILMU BUDAYA DASAR
A.PENDAHULUAN
Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang menbicarakan tentang nilai-nilani, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam hidup sehari-hari. Mata kuliah ini di harapkan agar lulusan perguruan tinggi kita dari semua jurusan dapat mepunyai suatu kesamaan bahan pembicaraan.
Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang menbicarakan tentang nilai-nilani, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam hidup sehari-hari. Mata kuliah ini di harapkan agar lulusan perguruan tinggi kita dari semua jurusan dapat mepunyai suatu kesamaan bahan pembicaraan.
B. ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI BAGIAN DARI MATA KULIAH DASAR
UMUM
lmu budaya dasar merupakan salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah dasar (MKDU) yang merupkan mata kuliah wajib di semua perguruan tinggi. Baik yang sifatnya eksasta maupun yang non ekstanta. Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga Negara sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut :
Berjiwa Pancasila.
Taqwa terhadap Tuhan Yang maha Esa.
Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan.
Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat.
lmu budaya dasar merupakan salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah dasar (MKDU) yang merupkan mata kuliah wajib di semua perguruan tinggi. Baik yang sifatnya eksasta maupun yang non ekstanta. Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga Negara sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut :
Berjiwa Pancasila.
Taqwa terhadap Tuhan Yang maha Esa.
Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan.
Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat.
C. PENGERTIAN ILMU BUDAYA
DASAR
Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikaji untuk mengembangkan masalah manusia dan kebudayaan.
D. TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar dapat diharapkan :
Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya.
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah manusia dan kebudayaan serta mengembangkan daya pikir kritis.
Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing, dan tidak jatuh kedalam sifat kedaerahan.
Mengusahakan wahana komunikasi akademi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain.
E. RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR
Ada 2 masalah pokok yang menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah imu budaya dasar, yaitu :
Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapkan masalah kemanusiaan dn berbudaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya.
Hakekat manusia yang satu tau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kehidupan masing-masing jaman dan tempat.
Menilik kedua masalah pokok yang bias dikaji dalam mata kuliah ilmu budya dasar tersebut diatas nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
Manusia dan cinta kasih
Manusia dan keindahan
Manusia dan penderitaan
Manusia dan keadilan
Manusia dan pandangan hidup
Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
Manusia dan kegelisahan
Manusia dan harapan
Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya yang tercakuo dalam pengetahuan budaya. Perwujudan mngenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musical, ilsafat, lukisan, patung dan sebagainya.
Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikaji untuk mengembangkan masalah manusia dan kebudayaan.
D. TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar dapat diharapkan :
Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya.
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah manusia dan kebudayaan serta mengembangkan daya pikir kritis.
Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing, dan tidak jatuh kedalam sifat kedaerahan.
Mengusahakan wahana komunikasi akademi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain.
E. RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR
Ada 2 masalah pokok yang menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah imu budaya dasar, yaitu :
Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapkan masalah kemanusiaan dn berbudaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya.
Hakekat manusia yang satu tau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kehidupan masing-masing jaman dan tempat.
Menilik kedua masalah pokok yang bias dikaji dalam mata kuliah ilmu budya dasar tersebut diatas nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
Manusia dan cinta kasih
Manusia dan keindahan
Manusia dan penderitaan
Manusia dan keadilan
Manusia dan pandangan hidup
Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
Manusia dan kegelisahan
Manusia dan harapan
Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya yang tercakuo dalam pengetahuan budaya. Perwujudan mngenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musical, ilsafat, lukisan, patung dan sebagainya.
BAB 2
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. MANUSIA
1) Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait :
Jasad : badan kasar manusia yang tampak pada luarnya.
Hayat : mengandung unsur hidup.
Ruh : bimbingan dan pimpinan tuhan.
Nas : dalam pengertian diri dan keakuan.
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. MANUSIA
1) Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait :
Jasad : badan kasar manusia yang tampak pada luarnya.
Hayat : mengandung unsur hidup.
Ruh : bimbingan dan pimpinan tuhan.
Nas : dalam pengertian diri dan keakuan.
2) Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga
unsur, yaitu :
Id : struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak.
Ego : struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, disebut sebagai kepribadian “eksekutif” peranya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dimengerti orang lain.
Superego : struktur kepribadian yang paling akhir, muncul pada usia lima tahun.
Id : struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak.
Ego : struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, disebut sebagai kepribadian “eksekutif” peranya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dimengerti orang lain.
Superego : struktur kepribadian yang paling akhir, muncul pada usia lima tahun.
B. HAKEKAT MANUSIA
Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi.
Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karrena kemampuan bekerja dan berkarya.
Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi.
Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karrena kemampuan bekerja dan berkarya.
C.KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Francis L.K. Hsu, sarjana amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan dirinya di dalam ilmu antropologi, psikologi, filsafat, dan kesusastraan cina klasik. Karya tulisnya berjudul Psychological Homeostatis Cina Klasik. Psikologi timbul di dalam masyarakat barat. Manusia memerlukan isi jiwa tambahan untuk memuaskan kebutuhan rohaniah yang bersifat fundamental dalam hidup manusia. Konsep Jen yaitu manusia yang berjiwa selaras dan manusia yang berkepribadian. Usul Francis L.K. Hsu adalah agar para ahli psikologi tidak hanya meamakai konsep barat mengenai kepribadian, tetapi juga memperhatikan unsur hubungan mesra dan bakti.
Francis L.K. Hsu, sarjana amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan dirinya di dalam ilmu antropologi, psikologi, filsafat, dan kesusastraan cina klasik. Karya tulisnya berjudul Psychological Homeostatis Cina Klasik. Psikologi timbul di dalam masyarakat barat. Manusia memerlukan isi jiwa tambahan untuk memuaskan kebutuhan rohaniah yang bersifat fundamental dalam hidup manusia. Konsep Jen yaitu manusia yang berjiwa selaras dan manusia yang berkepribadian. Usul Francis L.K. Hsu adalah agar para ahli psikologi tidak hanya meamakai konsep barat mengenai kepribadian, tetapi juga memperhatikan unsur hubungan mesra dan bakti.
D. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin berasal dari karta colore yang berarti mengolah tanah. Budaya adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh pikiran manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya.
Kebudayaan berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin berasal dari karta colore yang berarti mengolah tanah. Budaya adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh pikiran manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya.
E. UNSUR – UNSUR KEBUDAYAAN
Tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu :
Sistem religi
Sistem organisasi kemasyarakatan
Sistem pengetahuan
Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
Sistem teknologi dan peralatan
Bahasa
Kesenian
Tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu :
Sistem religi
Sistem organisasi kemasyarakatan
Sistem pengetahuan
Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
Sistem teknologi dan peralatan
Bahasa
Kesenian
F. WUJUD KEBUDAYAAN, KONSEP, DAN PIKIRAN MANUSIA
Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia.
Kompleks aktivitas.
Wujud sebagai benda.
Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia.
Kompleks aktivitas.
Wujud sebagai benda.
G. ORIENTASI NILAI BUDAYA
Hakekat hidup manusia ( MH )
Hakekat karya manusia ( MK )
Hakekat waktu manusia ( WM )
Hakekat alam manusia ( MA )
Hakekat hubungan manusia ( MN )
Hakekat hidup manusia ( MH )
Hakekat karya manusia ( MK )
Hakekat waktu manusia ( WM )
Hakekat alam manusia ( MA )
Hakekat hubungan manusia ( MN )
H. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Terjadinya perubahan disebabkan oleh :
Sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
Sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Terjadinya perubahan disebabkan oleh :
Sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
Sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
– Unsur kebudayaan asing yang mudah diterima :
Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan.
Unsur yang membawa manfaat besar.
Unsur yg mudah disesuaikan engan keadaan masyarakat yang menerima unsur tersebut.
Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan.
Unsur yang membawa manfaat besar.
Unsur yg mudah disesuaikan engan keadaan masyarakat yang menerima unsur tersebut.
· Unsur kebudayaan yang sulit diterima :
Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
Unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi.
Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
Unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi.
· Generasi muda yang paling cepat menerima unsur kebudayaan
asing dalam proses akulturasi.
· Masyarakat yang terkena proses akulturasi pasti ada kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
· Masyarakat yang terkena proses akulturasi pasti ada kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
I. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya.
Proses dialektis tercipta melalui tiga tahap, yaitu :
Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun duniannya.
Obyektivasi, proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif.
Internalisasi, proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.
Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya.
Proses dialektis tercipta melalui tiga tahap, yaitu :
Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun duniannya.
Obyektivasi, proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif.
Internalisasi, proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.
BAB 3
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
A. PENDEKATAN KESUSATRAAN
Sastra mempunyai peranan yang penting. Karena satra
mempergunakan bahasa. Sastar lebih mudah berkomunikasi karena sastra adalah
penjabaran abstraksi. Sastra didukung oleh cerita.
B. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Dalam kesusastraan indonesia dikenal dengan jenis prosa
lama dan prosa baru :
Prosa lama :
Dongeng – dongeng
Hikayat
Sejarah
Epos
Cerita pelipur lara
Dongeng – dongeng
Hikayat
Sejarah
Epos
Cerita pelipur lara
Prosa baru meliputi :
Cerita pendek
Roman/novel
Biografi
Kisah
Cerita pendek
Roman/novel
Biografi
Kisah
C.NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Nilai yang diperoleh para pembaca lewat
sastra, yaitu :
Prosa fiksi memberikan kesenangan
Prosa fiksi memberikan informasi
Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Prosa fiksi memberikan kesenangan
Prosa fiksi memberikan informasi
Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa memberikan keseimbangan wawasan
D. ILMU BUDAYA DASAR YNG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Alasan yang mendasari penyajian
puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar, yaitu :
Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual
Puisi dan keinsyafan sosial
Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual
Puisi dan keinsyafan sosial
BAB 4
MANUSIA DAN CINTA KASIH
MANUSIA DAN CINTA KASIH
A. PENGERTIAN CINTA KASIH
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang, ataupun sangat
kasih atau sangat tertarik hatinya. Kasih artinya perasaan sayang atau cinta
kepada atau menaruh belas kasihan. Cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan
suka kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
B. CINTA MENURUT AJARAN AGAMA
Cinta diri
Cinta kepada sesama manusia
Cinta seksual
Cinta kebapakan
Cinta kepada allah
Cinta kepada rasul
Cinta kepada sesama manusia
Cinta seksual
Cinta kebapakan
Cinta kepada allah
Cinta kepada rasul
C. KASIH SAYANG
Kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau
perasaan suka kepada seseorang.
D. KEMESRAAN
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti perasaan
simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita
yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berrumah tangga. Kemesraan pada
dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam.
E. PEMUJAAN
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada
tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia
kepada tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
F. BELAS KASIHAN
Cinta terhadap sesama diberikan istilah belas
kasihan untuk membedakan antara cinta kepada orang tua, pria-wanita, dan cinta
kepada tuhan. Dalam cinta sesama ini dipergunakan istilah belas kasihan, karena
cinta disini bukan karena cakapya, kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan
karena penderitaannya. Jadi kata kasihan atau rahmah berarti bersimpati kepada
nasib atau keadaan yang diderita orang lain.
V. MANUSIA DAN KEINDAHAN
A. Pengertian
Keindahan
Keindahan berasal dari kata indah, yang
artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Keindahan adalah
identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung keindahan berarti tidak
indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera
perorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
B. Renungan
Renungan bisa dikatakan memikirkan sesuatu
hal yang baru maupun belum dialami oleh manusia. Renungan adalah hasil
merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara lain
:
1. Teori pengungkapan
2. Teori metafisik
3. Teori psikologis
C. Keserasian
Keserasian pada dasarnya adalah sejumlah
kualitas yang terdapat pad suatu penataan Keserasian berasal dari kata
serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata
cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan,Keserasian berasal dari
kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar.
Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan,
ukuran, dan seimbang.Keserasian merupakan bagian atau yang dapat mewujudkan
keindahan.
Keserasian mengandung unsur pengertian
perpaduan , pertentangan, ukuran dan seimbang. Perpaduan contohnya adalah lagu
atau nyanyian-nyanyian merupakan unsur pertentangan antara suara tinggi-rendah,
panjang-pendek, keras-halus yang terpadu begitu rupa sehingga telinga kita dibuat
asyik mendengarkan dan hati kita pun merasa puas, tetapi apabila dalam
keasyikan itu tiba-tiba terdengar suara yang sumbang kita pun tentunya akan
merasa kecewa dalam hal lagu irama yang indah merupakan pertentangan yang
serasi.
VI. Manusia dan Penderitaan
PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal
dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta yang artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk
realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang
berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan
berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
B. SIKSAAN
Siksaan atau
penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan
rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang
menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja
dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman,
sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda
atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan.
C. KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin
dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana
kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang
menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah
laku secara kurang wajar.
Kekalutan mental
memiliki arti dimana seorang individu merasakan ketakutan yang berlebihan atau
bisa dibilang phobia. Hal ini bisa disebabkan karena trauma yang mendalam atau
sugesti yang berlebihan dari diri kita masing-masing.
D. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap manusia pasti
mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan dikatakan sebagai
kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia
hidup ditakdiran bukan hannya untuk bahagia, melainkan juga menderita.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan
hidup.Apabila kita memperhatikan dan membaca riwayat hidup para pemimpin
bangsa, orang-orang di dunia, sebagian dari kehidupannya dilalui dengan
penderitaan dan penuh perjuangan.
Pembebasan dari
penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka.
E. PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN
SENIMAN
Bagi media masa dan
seniman penderitaan dibuat melalui karya sastra yang dapat dikomunikasikan
kepada masyarakat sehingga ikut merasakan penderiaan tersebut. Dalam dunia
modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini
telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya.
Media masa merupakan
alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan
manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera
menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa
simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman
melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati
penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
G. PENGARUH PENDERITAAN
Seseorang yang
mengalami penderitaan biasanya akan menimbulkan sikap yang kurang wajar atau
negatif, karena pada saat seseorang terkena suatu musibah mereka menganggap
bahwa ini adalah suatu hal yang tidak mereka kehendaki atau inginkan sikap yang
timbul biasanya keputusasaan, kecewa, marah, menyesal dan lain-lain.
Orang yang mengalami
penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam
dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif.
Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus
asa, ingin bunuh diri.
· Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan
hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan
membebaskan diri dan penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dan
kehidupan.
· Depresi juga salah satu pengaruh dari penderitaan, karena
begitu banyak sekali tekanan-tekanan yang menuju kepada seseorang saat terkena
musibah misalnya seseorang yang dipecat dari perusahaanya tempat dia bekerja
sudah pasti orang tersebut mengalami tekanan yang sangat berat
· Bersyukur, dengan bersyukur bisa menjadi peringatan atau
teguran dari Tuhan yang maha esa terhadap dirinya dan itu dapat menjadi ajang
instropeksi diri apa saja selama ini yang kita perbuat sudah sesuai dengan
perintahNya atau belum. Sesungguhnya apa yang terjadi di muka bumi ini
mencerminkan dari mahkluk hidup yang ada di bumi apakah mereka sudah
melaksanakan perintahNya dan menjauhi segala larangan-Nya.
VII. Manusia dan Keadilan
1. PENGERTIAN KEADILAN
· Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan
dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua
ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini
menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan
dalam ukuran yang telah ditetapkan
KEADILAN
SOSIAL
Berbicara tentang
keadilan, Anda tentu ingat akan dasar negara kita ialah Pancasila. Sila kelima
Pancasila, berbunyi : “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Bung Hatta dalam
uraiannya mengenai sila “keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia” menulis sebagai berikut “keadilan sosial adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan
Indonesia yang adil dan makmur.” Selanjutnya di uraikan bahwa para
pemimpin Indonesia yang menyusun UUD 45 percaya bahwa cita-cita keadilan sosial
dalam bidang ekonomi ialah dapat mencapai kemakmuran yang merata.
Seperti pancasila
yang bermaksud keadilan sosial adalah langkah yang menetukan untuk melaksanakan
Indonesia yang adil dan makmur. Setiap manusia berhak untuk mendapatkan
keadilan yang seadil-adilnya sesuai dengan kebijakannya masing-masing.
5.PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama baik merupakan
tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap
orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi
teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak
ternilai harganya.
Penjagaan nama baik
erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama
baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud
dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara
bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang,
perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya.
Tingkah laku atau
perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodrat
manusia, yaitu : Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk moral.
· Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus
dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendir sebagai pelaku moral tersebut.
· Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran
manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai
dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik.
Untuk memulihkan
nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya
dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan
memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong
dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai
sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
6. PEMBALASAN
Pembalasan adalah
suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan
serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang
seimbang.
Dalam Al-Qur’an
terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan pembalasan. Bagi yang
bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan, dan bagi yang mengingkari perintah
Tuhan pun diberikan pembalasan yang seimbang, yaitu siksaan di neraka.
Pembalasan
disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapatkan
pembalasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan,
menimbulkan pembalasan yang tidak bersahabat pula.
VIII. Manusia Dan Pandangan
Hidup
A. PENGERTIAN
PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan
hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati.
Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk
itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan
hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman,
arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia
berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu
bukanlah timbul seketika atau dalam waktu
yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang
lama dan terus menerus, sebingga basil pemikiran itu dapat
diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal,
sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil
pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau
petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya
dan ragamnya, akan tetapi pandangan hidup
dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu
terdiri dari 3 macam :
§ Pandangan hidup yang
berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya.
§ Pandangan hidup yang
berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang
terdapat pada negara tersebut.
§ Pandangan hidup
hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif
kebenarannya.
B. CITA-CITA
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita
adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu
ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan
merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa
mendatang. Dengan demikian
cita-cita merupakan pandangan masa depan,
merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada
umumnya cita-cita merupakan semacam
garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan
perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan
tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
C. KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang
mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sarna dengan perbuatan moral,
perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya
manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara
hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas
jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia
meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai
pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan
sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya. Justru karena itu,
karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal
kebajikan.
D. USAHA / PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan
cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk
kelanjutan hidupnya, Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan.
Perjuangan untuk hidup, dan ini sudah
kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak
dapat hidup sempuma. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia
harus kerja keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuwan, ia
harus rajin belajar dan tekun serta memenuhi semua ketentuan
akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan
tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Para ilmuwan lebih banyak
bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada dengan jasmaninya.
Sebaliknya pam buruh, petani lebih banyak
menggunakan jasamani daripada otaknya. Para tukang dan
pam ahli lebih banyak menggunakan kedua-duanya otak dan
jasmani daripada salah satunya. Para politisi lebih banyak
kerja otak daripada jasmani. Sebaliknya para prajurit
lebih ban yak kerja jasmani daripada otak.
E. KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal
dari akal atau kekuaasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution,
ada tiga aliran filsafat,yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan
aliran gabungan.
(a) Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang
merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan.
Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan
menciptakan alarn semesta lengkap dengan hukum-hukumnya. secara mutlak dikuasai
Tuhan. Manusia sebagai mahluk tidak mampu menguasai alarn ini, karena manusia
itu lemah. Manusia hanya dapat berusaha/berencana tetapi Tuhan yang menentukan
.
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan
mungkin juga tidak ada Tuhan. Lalu mana yang benar ? Yang benar adalah
keyakinan. Jika kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakan Tuhan ada. Bagi
yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi.
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan
berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama itu ada dua macam
yaitu :
1.
Ajaran agama dogmatis, yang disampaikan oleh Tuhan melalui
nabi-nabi. Ajaran agama yang dogmatis bersifat mutlak (absolut), terdapat dalam
kitab suci Al-Qur’an dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah.
2.
Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil
pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas). Ajaran agama dari pemuka-pemuka
agama termasuk kebudayaan, terdapat dalam buku-buku agama yang ditulis oleh
pemuka-pemuka agama. Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan
jaman.
Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan
dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bennula
dan Tuhan.Jadi, pandangan hidup dilandasi
oleh ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya Manusia yakin
bahwa kebajikan itu diridhoi oleh Tuhan. pandangan
hidup yang dilandasi keyakinan bahwa
Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang menentukan
segala-galanya disebut pandangan hidup
religius (keagamaan).
Sebaliknya, apabila manusia tidak
mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan
tertinggi, maka keyakinan itu bermula dan
kekuatan natur. Pandangan hidupnya dilandasi oleh
kekuatan natur. Manusia yakin bahwa
kebajikan adalah kebajikan natur. Pandangan hidup
yang dilandasi oleh kekuatan natur sifatnya
atheisme. Ini disebut pandangan hidup komunis.
(b) Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia
mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir. Mana
yang benar menurut akal itulah yang baik,
walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani.
Manusia yakin bahwa dengan kekuatan pikir (akal) kebajikan
itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi.
Teknologi adalah a1at bantu mencapai kebajikan yang maksimal,
walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang
bertentangan dengan hati nurani.
Akal berasal dan bahasa Arab, artinya
kalbu, yang berpusat di hati, sehingga timbul istilah
“hati nurani”, artinya daya rasa Di Barat hati nurani ini menipis,
justru yang menonjol adalah akal yaitu logika berpikir,
Karena itu aliran ini banyak dianut di kalangan
Barat di Timur orang mengutamakan hati
nurani,yang baik menurut akal belurn tentu baik
menurut hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan
pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari
akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang
diterima akal. Benar menurut akal itulah yang
baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat
diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut
liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan
kebebasan bertingkah laku dan berbuat,
walaupun tingkah laku dan perbuatan itu
bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih
ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal
(berilmu dan berteknologi tinggi) dapat menguasai individu
yang berpikir rendah (bodoh).
(c) Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan
gaib artinya kekuatan yang berasal dan Tuhan,
percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan
akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya
sesuato. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik
sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati
nurani). Jadi, apa yang benar menurut logika berpikir
juga dapat diterima oleh hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan
timbul dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat
didasarlkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani
dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya
tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika
berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat),
pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal,
kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik sebagai
logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik
secara individual maupun secara kolektif pandangan hidup ini disebut sosialime
– religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir
dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
Apabila kita kaji maka antara dua pandangan hidup ini terdapat
perbedaan pokok. Pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika
berpikir kolektif, sedangkan pandangan hidup sosialisme religius menenkankan
pada logika berpikir kolektif individual.Pandangan hidup sosialisme
mengutamakan logika berpikir dari pada hati nurani, sedangkan sosialisme
religius mengutamakan kedua-duanya logika berpikir dan hati nurani. Pandangan
hidup sosialisme tidak begitu menghiraukan kekuasaan Tuhan, sebaliknya
sosialisme religius kekuasaan Tuhan begitu menentukan.
F. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAlK
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun
bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada
orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai
sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukaan sebagai penimbul
kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai
langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan mempunyai
langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan
hidup sebagai sarana mcncapai tujuan dan cita-cita
dengan baik. Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :
(1) Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi rnanusia yaitu
merupakan tahap pertarna dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal
ini rnengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar
bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat
memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan
hidup itu ada sebelum manusia itu turun ke dunia. Adam dan Hawalah dalam hal
ini yang merupakan manusia pertama, dan berarti pula mereka mempunyai pandangan
hidup yang digunakan sebagai pedoman dan yang memberi petunjuk kepada mereka.
Sedangkan kita sebagai mahluk yang bernegara dan atau beragama
pasti mempunyai pandangan hidup juga dalam beragama, khususnya Islam,
kita rnernpunyai pandangan hidup yaitu AI-Qur’an, Hadist dan ijmak Ulama,
yang rnerupakan satu kesatuan dan lidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lainnya.
(2) Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti.
Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu
sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka
dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa
Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara.
Begitu juga yang berpandangan hidup pada agama Islam.
Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan
bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di
akherat Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dari mana Al-Qur’an,
hadist, dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian mempunyai suatu
konsep pengertian tentang pandangan hidup dalam Agama Islam.
Mengerti terhadap pandangan hidup di sini
memegang peranan penting. Karena dengan mengerti, ada kecenderungan
mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup itu.
(3) Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan
hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati
pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar
mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang
terkandung didalanmya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan
mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah
yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati
ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan
pandangan hidup, bertanya kepada orang yang
dianggap lebih tabu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu
atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati
pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran
tentang pandangan hidup itu sendiri.
Yang perIu diingat dalam langkah
mengerti dan menghayati pandangan hidup
itu, yaitu harus ada. Sikap penerimaan terhadap
pandangan hidup itu sendiri. Dalam sikap penerimaan pandangan
hidup ini ada dua altematif yaitu
penerimaan secara ikhlas dan penerimaaan
secara tidak ikhlas.
Dengan kata lain langkah mengenai mengerti dan menghayati
ini ada sikap penerimaan dan hal lain merupakan langkah yang
menentukan terhadap langkah selanjutnya. Bila dalarn
mengerti dan menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas,maka langkah
selanjutnya akan memperkuat keyakinannya. Akan tetapi bila
sebaliknya langkah selanjutnya tidak berguna.
(4) Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara
kemanusiaan, maupun ditinjau dan segi kemasyarakatan maupun negara
dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan
hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal
untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai
suatu tujuan hidupnya.
Dengan meyakini berarti secara
langsung ada penerimaan yang ikhlas
terhadap pandangan hidup itu. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini
maka ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah
laku dan tindak tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang
diyakininya. Dalam meyakini ini penting juga adanya iman yang teguh. Sebab
dengan iman yang teguh ini dia tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari luar
dirinya yang menyebabkan dirinya tersugesti.
Contoh bahwa keyakinan itu penting dalam tingkah laku. Kita
sebagai umat yang beragama Islam yakin bahwa Allah itu mempunyai sifat yang
malla dari segala yang diantaranya adalah maha mengetahui. Sifat maha
mengetahui ini membuat orang yang meyakininya selalu berbuat baik, Dalam
hal ini adalah keyakinan yang sebenar-benamya. Akan tetapi dalam kasus tertentu
ada pula orang yang walaupun meyakini, tetapi karena imannya tipis maka
terpaksa melanggar ketentuannya.
(5) Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati
dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya
lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan
manfaatnya Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh
pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup
dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akherat.
Dampak berpandangan hidup Islam yang antara lain yaitu
mengabdi kepada orang tua (kedua orang tua). Dalam mengabdi kepada orang tua
bila didasari oelh pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu
disertai dengan ketaatan dalam mengikuti segala perintahnya.
Setidak-tidaknya kita menyadari bahwa kita sudah selayaknya mengabdi
kepada orang tua. Karena kita dahulu yaitu dari bayi sampai dapat berdiri
sendiri tokh diasuhnya dan juga kita dididik kepada hal yang baik.
Oleh karena itu seharusnya mengabdi kepada orang tua kita
dengan perwujudannya yang berupa perbuatan yang menyenangkan hatinya, baik
secara langsung maupun secara tidak langsung. Artinya apapun yang menjadi hambatan
dan tantangan kita untuk tidak mengabdi kepadanya harus selalu ditumbangkan.
Jadi jika kita sudah mengenal, mengerti, menghayati, dan
meyakini pandangan hidup ini, maka selayaknya disertai dengan pengabdian.
Dan pengabdian ini hendaknya dijadikan pakaian, baik dalam waktu tentram
Iebih-lebih bila menghadapi hambatan, tantangan dan sebagainya.
(6) Mengamankan
Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah
mengabdikan diri pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang
mengganggu dan atau mayalahkannya tentu dia tidak menerima dan
bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan
merasakan bahwa dalam berpandangan hidup itu dia
telah mengikuti langkah-langkah sebelumnya dan langkah-langkah yang
ditempuhnya itu telah dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang
lain yang mengganggunya rnaka dia pasti akan mengadakan suatu respon entah
respon itu berwujud tindakan atau lainnya.
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir.Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan
bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses
mengamankan ini. Langkah yang terakhir ini merupakan
langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan
kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan
hidup itu.
Misalnya seorang yang beragama Islam dan berpegang teguh
kepada pandangan hidupnyaa,lalu suatu ketika dia dicela baik
secara langsung ataupun secara tidak langsung, maka
jelas dia tidak menerima celaan itu. Bahkan
bila ada orang yang ingin merusak atau bahkan
ingin memusnahkan agama Islam baik terang-terangan
ataupun secara diam-diam, sudah tentu dan
sudah selayaknya kita mengadakan tindakan terhadap
segala sesuatu yang menjadi pengganggu.
IX. Manusia Dan Tanggung
Jawab
A.
PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa
Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga
bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab
dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajibannya.
B. MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang memenuhi
keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia
manghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan
alamo Dalam usahanya itu manusia juga menuadari bahwa ada kekuatan lain
yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab
itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas
dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab,
yaitu :
(a) Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran
setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam
mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan
demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan
mengenai dirinya sendiri Menurut sifat dasamya manusia adalah
mahluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan
seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat
sendiri, perasaan sendiri angan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari
pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan
bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari
kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja maupun tidak.
Contoh:
Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun sebentar-sebentar
ia melihat jalan, tetap juga ia lengah, dan terperosok ke sebuah
lobang. kakinya terkilir. Ia menyesali dirinya sendiri akan kejadian itu.
Ia harus beristirahat dirumah beberapa hari. Konsekwensi tinggal di rumah
beberapa hari merupakan tanggung jawab sendiri akan kelengahannya.
(b) Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga
terdiri dari suami-istri. Ayah-ibu dan anak-anak dan juga orang lain yang
menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung
jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik
keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan, dan kehidupan.
Contoh :
Seorang ibu telah dikarunia tiga anak, kemudian oleh
sesuatu sebab suaminya meninggal dunia, karena ia tidak mempunyai
pekerjaan/tidak beketja pada waktu suaminya masih hidup maka
demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia
melacurkan diri.
Ditinjau dari segi moral hal ini tidak bisa diterima karena
melacurkan diri temasuk tindakan di kutuk, tetapi dari segi tanggung
jawab ia termasuk orang yang dipuji. karena demi rasa tanggung
jawabnya terhadap keluarga ia rela berkorban menjadi manusia yang hina
dan dikutuk.
(c) Tanggung jawab terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa
bantuan manusia lain. sesuai dengan kedudukannya
sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka
ia harus berkomunikasi dengan manusia lain
tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini
merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti
anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat
tersebut wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Contoh:
Hanafi terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan
menghina pakaian pengantin adat Minangkabau. Ia tidak memakai pakaian itu,
bahkan penutup kepala yang dikeramatkan pun semula ditolak. Tetapi setelah ada
ancaman dari pihak pengiring, terpaksa Hanafi mau
memakainya juga. Di dalam peralatan itu hampir-hampir pernikahan
dibatalkan, karena timbul perselisihan antara pihak kaum perempuan
dengan pihak kaum laki-laki. Pangkalnya dari Hanafi juga. Ia berkata pakaian
mempelai yang masih sekarang dilazimkan di negerinya, yaitu pakaian secara
zaman dahulu, disebutkannya cara anak komedi Istambul. Jika ia dipaksa
memakai secara itu, sukalah urung sahaja, demikian
katanya dengan pendek. Setelah timbul pertengkaran didalam keluarga pihaknya
sendiri akhimya diterimalah, bahwa ia memakai smoking, yaitu
jas hitam, celana hitam, dengan berompi dan berdasi putih. Tetapi waktu hendak
menutup kepalanya, sudah berselisih pula. Dengan
kekerasan ia menolak pakaian daster suluk, yaitu pakaian orang Minangkabau.
Bertangisan sekalipun perempuan meminta supaya ia
jangan menolak tanda keminangkabauan yang satu, yaitu selama beralat saja. Jika
peralatan sudah selesai, bolehlah ia nanti memakai sekehendak hatinya pula. Hanafi
tetap menolak kehendak orang tua, ia tidak hendak menutup kepala, karena
lebih gila pula dari pada anak komidi, bila memakai dester
saluk dengan baju smoking dan dasi. Setelah ibunya sendiri
hilang sabamya dan memukul-mukul dada di muka anak yang “terpelajar” itu,
barulah Hanafi menurut kehendak orang banyak, sambil mengeluh dan teringat akan
badannya yang sudah “tergadai”. Untunglah ia menurutkan hal menutup
kepala itu, karena sekalian pengantar dan pasuinandan (pengiring bangsa
perempuan) sudah berkata bahwa mereka talc sudi mengiringkan “mempelai
didong”. Akhimya Hanafi tunduk pula dengan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat, Meskipun harus bersitegang dahulu. Sebagai pertanggungjawaban
kecongkakan dan kesombongannya itu, Hanafi harus menerima rasa antipati
dari masyarakat Minangkabau yang sangat ketat terhadap adat itu (salah
asuhan)
(d) Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu
adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah
laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh
negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia
itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
Contoh:
1) Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar
Lubis, Guru Isa yang tekenal sebagai guru yang baik, terpaksa mencuri
barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru isa ini harus
pula dipertanggungjawabkan kepada pemerintah kalau perbuataan itu diketahui ia
harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
2) Kumbakarna menolak perintah kakaknya, juga rajanya yaitu
Rahwana untuk berperang melawan rama, karena kakanya berbuat keburukan. Bukan
main Rahwana. Ia membangkit-bangkitkan hutang budi Kumbakama terhadap kerajan
Alengka. Kumbakama menyadari kedudukannya sebagai pang1ima perang, karena itu
berangkat juga ia ke medan perang menghadapi Rama. Akan tetapi ia maju ke
medan perang bukan karena membela kakanya, melainkan karena rasa tanggung
jawabnya sebagai panglima yang harus membela negara ( Ramayana)
(e) Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung
jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab
langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari
hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui
berbagai macam agama Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera
diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih
juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan
mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung
jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya,
bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu pengorbanan.
Contoh:
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya
karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang
ada pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya
mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka
memenuhi tanggung jawab ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat manusia pada
umumnya yang seharusnya meneruskan keturunannya yang sebetulnya juga merupakan
sebagian tanggung jawabnya sebagai mahluk Tuhan.
C. PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan
pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik
untuk kepentingan manusia itu sendiri.
(a) Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang,
hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab.
Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan. Hal itu
berarti mengabdi kepada keluarga.
Lain halnya jika kita membantu ternan dalam kesulitan,
mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya
bantuan saja.
Berikut ini diberikan gambaran bagaimana
orang tua mengabdi kepada putra-putrinya demi kebahagiaan keluarga
mereka.
Sepasang suami istri guru sekolah
dasar di sebuah desa. Anaknya cukup banyak, yaitu 6
orang. Untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga
besar tesebut. Si ibu tetap bekerja sebagai guru.
Karena tahu bahwa gaji suaminya juga kecil,
Si ibu di rumah tidak melepaskan tanggung jawabnya
sebagai ibu rumah tangga, karena memang tidak mampu
membayar pembantu. Untuk urusan pendidikan di sekolah si bapak yang
bertanggung jawab, sedangkan si ibu untuk urusan pendidikan yang bersangkutan
dengan rumah tanggga. Si Bapak membimbing putra-putrinya dalam belajar di rumah
malam hari. Sedangkan siang hari saling dengan praktek biologi seperti menanam
sayur. memelihara ternak yang hasilnya langsung dapat
dimanfaatkan oleh keluarga. Si ibu mcngajar putra-putrinya memasak, mencuci
piring, mencuci pakaian, membersihkan rumah. Anak-anaknya yang mulai besar
menjadi semacam asistennya. Setelah anak-anaknya mulai harus sekolah di
kota, mereka itu hanya disewakan kamar yang murah dengan harus memasak dan
mencuci sendiri yang sudah terlatih baik waktu di desa. Demikianlah maka kamar
itu makin banyak penghuninya oleh adik-adik yang juga menyusul kakak untuk
belajar di kota. Sekali seminggu seorang pulang untuk mengambil
uang dan perbekalan di desa, dan sekali sebulan ayah-ibu datang
ke kota untuk tetap mengakrabkan hubungan mereka sebagai
keluarga, sekaligus mengontrol apakah anak-anaknya menjalankan kewajibannya
secara benar. Hal demikian juga dilakukan oleh keluarga
itu waktu anak terbesar harus masuk ke perguruan tinggi. Pada waktu
si sulung sudah tarnat dan bekerja, ia pindah ke tempat kerjanya dan berfungsi
sebagai donatur terhadap adik-adiknya. Walhasil seluruh putra-putri keluarga
guru tersebut dapat menamatkan sekolahnya dan menjadi sarjana.
Sementara itu si bapak dan ibu bertahan bekerja sebagai guru
di desa demi mengabdi kepada putra-putrinya agar dapat
menjadi manusia yang hidupnya tidak sesulit dirinya. Waktu mereka sudah
pensiun, mereka merasakan bahwa pengabdiannya pada
putra-putrinya juga sudah cukup, mereka merasa puas karena mampu membekali
putra-putrinya dengan ilmu yang dijadikan kail dalam menempuh kehidupan ini.
Orang tua itu tidak membekali dengan ikan, karena akan cepat habis tanpa
bekas !
Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan mahluk
ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan.
Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan
perwujudan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pengabdian kepada agama atau kepada Tuhan terasa menonjolnya
seperti yang dilakukan oleh para biarawan dan biarawati. Pada umumnya mereka
itu adalah orang-orang yang terjun di ladang Tuhan karena kesadaran moralnya,
karena panggilan Tuhan. Mereka meningggalkan keluarganya dan tidak akan
berkeluarga. Sehingga hampir seluruh waktu waktu, pikiran, tenaga maupun
kegiatan hanya tercurah untuk memuliakan Tuhan. Dalam agama yang tidak
membedakan manusia atas dasar ras ataupun bangsa itu, para biarawan atau
biarawati ditempatkan di daerah-daerah yang jauh dan terpencil. Semuanya
dilakukan dengan semboyan tugas sud. Selain pada gereja Katolik, pada agama
Budha juga dikenal biarawati atau biarawan dengan sebutan bhiksu dan bhiksuni
dengan cara kehidupan yang tidak jauh berbeda.
Pengabdian kepada negara dan bangsa yang juga menyolok antara
lain dilakukan oleh pegawai negeri yang bertugas menjaga mercusuar di pulau
yang terpencil. Mereka bersama keluarganya hidup terpencil dari masyarakat
ramai, sementara itu setiap tiupan angin kencang dan laut tidak pernah
berhenti, apalagi bila terjadi badai. Mereka bersunyi diri dalam mengabdikan
diri demi keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat dirasakan
oleh pegawai negri di kota tidak dapat dirasakan, mungkin sekali-sekali bila
mereka memperoleh cuti tahunan. Kesenangan dan kegembiraan sesama pegawai negri
hanya mereka bayangkan secara terang di alam yang demikian sepi. Anak-anak
mereka sulit berkembang sebagai mahluk sosial, dan tebatas untuk dapat
mengembangkan diri akibat terpencilnya tempat tinggalnya. Dengan membandingkan
mereka dan kehidupan kawan-kawannya di kota atau di tempat yang lebih enak
terasa arti pengorbanan mereka demi keselamatan manusia lain, bangsa dan negara
sendiri. Berapa banyakkah orang yang mau dan mampu menghayati pengorbanan
mereka itu ?
(b) Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti
persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan
kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung
unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan
atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa
pamrih dapat dirasakan bila kita membaca atau mendengarkan kotbah agama.
Dari kisah para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh tauladan, bagaimana
semestinya wajib berkorban. Berikut ini diberikan dua buah penggambaran.
Pangeran Sidharta Gautama dari Kapilawastu diharapkan oleh
ayahnya untuk kemudian menggantikan kedudukannya sebagai raja. Tetapi, Pangeran
tersebut lebih tetarik pada kehidupan pertapa untuk memperoleh penerangan agung
bagaimana caranya manusia dapat membebaskan dirinya dari
sengsara (samsara) melalui pelepasan (mokhsa) dan mencapai kehidupan
abadi di sorga (nirvana). Ia mengorbankan kehidupannya yang mewah duniawi dalam
istana, ia mengorbankan kepentingan keluarganya, karena memandang bahwa
kepentingan umat manusia yang bodoh (avidhya) perlu didahulukan. Usahanya
berhasil memperoleh penerangan agung di tempat pertapaan Bodh Gaya, yang
kemudian disiarkan kepada umat manusia. Ia rela mengorbankan duniawinya,
keluarganya. Demi kepentingan umat manusia yang derajatnya lebih tinggi.
Ia menjadi seorang Budha yang akhimya tidak dilahirkan kembali dan menjadi
pendiri agama Budha.
Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk
mengorbankan putra tunggalnya Ismail. Walaupun ia sangat sayang pada
putranya tersebut, perintah Allah untuk mengorbankan tetap dipatuhinya.
Allah menguji kesetiaan dan besamya pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim
tidak sampai hati melihat pisaunya dipotongkan ke leher putranya, tetapi
ia sudah bertekad setia menjalankan perintah-Nya. Kemudian terbukti, bahwa
putra yang mau dikorbankan kepada Allah sudah berganti dengan biri-biri.
Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah lebih tinggi
kadamya daripada pengorbanan oleh nabi ibrahim sekarang yang ditiru oleh oleh
umat Islam yang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat Islam di wilayah
lain dengan mengorbanan temak untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul
Qurban.
Perbedaan antara pengertian pcngabdian dan pengorbanan tidak
begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama
kawan, sulit dikatakan pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih
rendah tingkatannya. Tetapi untuk kala pengorbanan dapat juga diterapkan
kepada sesama teman.
Pengorbanan merupakan akibat dan pengabdian. Pengorbanan dapat
berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat
juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan
secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada
transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada
perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk
kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga,
biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan
belum tentu menuntut pengabdian.
Kesediaan seorang guru sekolah dasar ditempatkan di pelosok
terpencil daerah transmigrasi, adalah pengabdian yang juga menuntut
pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena ia mengajar disitu
tanpa menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus oleh
pihak berwenang usul pengangkatannya, ia hanya bertanggung jawab
untuk kemajuan dan kecerdasan masyarakat /bangsanya. Ia hanya
menerima penghargaan dan belas kasihan dari masyarakat setempat.
Pengorbanan yang ia berikan berupa tenaga, pikiran,waktu untuk kepentingan
anak didiknya.
Dalam novel berjudul “Siti
Nurbaya” karya Marah Rusli, betapa besar
pengorbanan gadis Siti Nurbaya sebagai
pengabdiannya kepada orang tua. Orang tua
Siti Nurbaya tidak mampu membayarhutang kepada Datuk Maringgih. Sebagai
tebusannya, Siti Nurbaya dibujuk agar bersedia kawin dengan Datuk
Maringgih, si tua bangka, walaupun sebenamya ia sudah
mengikat janji dengan pemuda pujaannya bernama Syamsul
Bahri. Demi pengabdian kepada bapaknya, Siti Nurbaya bersedia
memutuskan hubungannya dengan Syamsul Bahri dan mau
dikawinkan dengan Datuk Maringgih, walaupun
dengan perasaan yang sangat berat.
X. Manusia Dan Kegelisahan
A. PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari
kata gelisah yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa
khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan
hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya,
merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam
kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat
diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi
tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya,
misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang
tertentu sambil menundukkan kepala, memandang jauh ke depan
sambil mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya,
duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah
satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari,
kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan.
Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang
secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa
yang diinginkan tidak tecapai.
Sigmund Freud ahli
psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia
yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
(a).
Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang
kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat
pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan
dalam lingkungan seseorang yang mengancam
untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan
mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk
menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu atau
keadaan tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pernah
dialami seseorang misalnya pernah terkejut waktu diketahui
dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutannya itu demikian
hebatnya, sehingga kecoa merupakan binatang yang
mencemaskan. Seseorang wanita yang pernah diperkosa oleh
sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri
melihat pria bila ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama
dengan yang pernah memperkosanya. Kecemasan akibat dan kenyataan yang
pernah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu
mengancam eksistensi hidupnya. Karena seseorang tidak
mampu mengatasinya waktu itu, terjadilah kemudian apa yang
disebut stress. Kecemasan yang dialami oleh seorang bayi atau
anak kecil dan sangat berkesan akan nampak kembali pada waktu ia
sudah dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan yang kejam dari ayahnya.
Mungkin ia selalu cemas bila berhadapan dengan orang yang seusia
ayahnya, tetapi ada pula yang memberikan reaksi membalik
karena ia mendendam, maka ia berusaha selalu
untuk ganti berbuat kejam sebagai pelampiasannya.
(b). Kecemasan Neorotik
Kecemasan ini timbul
karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut
Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
(1) Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri
dengan lingkungan. Kecemasan
timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya
sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini
menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa seseuatu
yang hebat akan terjadi.
Contoh:
Didi anak
laki-laki berumur 10 tahun. Ia duduk di kelas V
SD. Pada suatu hari ia diberitahu ayahnya, bahwa bulan
depan ayahnya dipindahkan ke kota lain. Mereka sekeluarga
harus pindah. Sudah tentu Didi harus ikut. Jadi
ia harus pindah sekolah di kota tempat ayahnya
bertugas. Ibu Didi nampak gelisah, karena tinggal di tempat
yang lama ia sudah betah, berkat adanya seorang ibu yang aktif
mengumpulkan dan memajukan ibu-ibu. Lebih-Iebih
Didi, karena baik di kampung maupun di sekolah Didi banyak
kawannya. Karena itu ia takut kalau di tempat yang baru kelak ia
tidak akan merasa betah. Bila tidak ikut pindah, akan
ikut siapa, ikut pindah bagaimana di tempat yang
baru nanti. Ia takut pada bayangannya sendiri.
(2) Bentuk
ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia).
Bentuk khusus dari phobia adalah, bahwa
intensitas ketakutan melebihi proporsi yang
sebenarnya dan obyek yang ditakutkannya.
Misalnya seorang gadis takut memegang benda
yang terbuat dari karet. Ia tidak mengetahui sebab
ketakutan tersebut, setelah dianalisis; ketika
masih kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh ayahnya. satu
untuk dia dan satu untuk adiknya. Dalam suatu
pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia
mendapat hukuman yang keras dari
ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan
perasaan bersalah menjadi terhubung dengan
balon karet.
(3) Rasa
takut lain ialah rasa gugup, gagap
dan sebagainya. Reaksi ini munculnnya secara tiba-tiba
tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan
meredakan diri yang bertujuan untuk
membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis
yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang
dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego
melarangnya.
Contoh:
Seseorang yang tidak biasa
menyanyi atau bicara di depan umum, sekonyong-konyong diminta untuk
menyanyi atau berpidato. Maka ia gelisah, gemetar, dan hilang
keseimbangan, sehingga sulit berbicara atau menyanyi.
(c). Kecemasan Moril
Kecemasan moril disebabkan
karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam
emosi antara lain: iri, dendam, dengki,
marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci,
dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan
individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang
sehat Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci,
dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.
Sifat-sifat seperti itu
adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa
khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa. Misalnya seseorang yang merasa
dirinya kurang cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak
tersisihkan, sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan,
sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya
menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.
B. SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
Apabila kita kaji,
sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan
hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar
maupun dari dalam.
Contoh:
Bila ada suatu tanda
bahaya (bahaya banjir, gunung meletus, atau
perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu disebabkan karena bahaya itu
mengancam akan hilangnya beberapa hak
orang sekaligus. misalnya hak
hidup, hak milik, hak memperoleh
perlindungan, hak kemerdekaan hid up, dan mungkin
hak nama baik.
C. USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi
kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari
diri kna scndiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan
sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita
atasi.
Contoh :
Dokter yang menghadapi
istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang, karena
ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila menghadapi
keluarganya yang sakit, karena ia merasa khawatir. Dalam hal ini dokter itu
harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
Cara lain yang mungkin juga
baik untuk digunakan dalam mengatasi kegelisahan atau kecemasan yaitu dengan
memerlukan sedikit pemikiran; pertama-tama, kita tanyakan kepada diri kita
sendiri (introspeksi). Akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang
akan kita tanggung atau yang akan terjadi, mengapa hal itu terjadi, apa
penyebabnya dan sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa akibat yang akan
ditimbulkan oleh kecemasan tersebut dan bila kita tidak dapat mengatasinya,
kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya, karena tidak semua
pengalaman di dunia ini menyenangkan. Yang kedua kita bersedia menerima
akibatnya dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut
akan sima dalam jiwa kita. Dan yang ketiga, dengan bersama-sama berjalannya waktu
kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat
timbulnya kecernasan, dengan demikian kita akan tidak merasakan lagi adanya
rasa kecemasan / kegelisahan dalam jiwa.
D. KETERASINGAN
Keterasingan
berasal dari kata terasing. dan kata itu adalah dari kata dasar
asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal
orang. sehingga kata terasing berarti,
tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain.
atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal
yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan,
terpencil atau terpisah dari yang lain.
Terasing atau
keterasingan adalah bagian hidup manusia.
Sebentar atau lama orang pemah
mengalami hidup dalarn keterasingan, sudah
tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda
satu sarna lain.
E. KESEPIAN
Kesepian berasal dari
kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti
merasa sunyi atau lengang. tidak berteman. Setiap orang pemah
mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup
manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang
dan kasus penyebabnya.
F. KETIDAKPASTIAN
Ketidak pastian berasal
dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak
tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas.
Ketidak pastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak
dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa
asal-usul yangjelas. ltu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi.
Ketidakkonsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas
pikirannya kacau.
G. SEBAB-SEBAB TERJADI KETIDAKPASTIAN
Orang yang pikirannya
terganggu tidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil
kesimpulan. Dalam berpikir manusia selalu menerima rangsang-rangsang lain,
sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh rangsang-rangsang barn. Kalau toh
ia dapat berpikir baik akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Mereka
menampakkan tanda-tandaobsesi, phobia, delusi, gerakan-gerakan
gemetar,kehilangan pengertian,kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu.
Beberapa sebab orang tak
dapat berpikir dengan pasti ialah :
1.
Obsesi
Obsesi merupakan gejala
neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus,
biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak
diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin
menjatuhkan dia.
Contoh:
Seorang pedagang yang maju
pesat, pada suatu saat terpikir olehnya ada kawannya yang ingin menjatuhkannya.
Pikiran itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia
merugi.
2.
Phobia
lalah rasa ketakutan yang
tak terkendali,tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui
sebab-sebabnya.
3.
Kompulasi
lalah adanya keragu-raguan
tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari
melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.
Contoh:
a.Keinginan untuk mengambil
barang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikan ingin
membeli, mampu juga dia (kleptomania)
b.Keinginan minum minuman
keras. Orang itu bukan pemabuk, tetapi bila dilanda pikiran atau perasaan
kecewa keinginan minumnya tak dapat dibendung.
4.
Histeria
lalah neorosa jiwa yang
disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan,
kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.
Contoh:
Ketika Ibu Bakri sedang
melayani anaknya makan, datang orang-orang mengetuk pintu, mengucap salam.
OIjawabnya dan keluarlah ia. Di luar, kagetlah ia melihat orang banyak
mengusung jenazah yang ditutupi kain. Ibu itu langsung
bertanya siapa itu ? .. itu kan bukan Kang
Bakri !” semua orang yang ditanya diam.
Akhimya dia berteriak histeris lalu pingsan (film
orang-orang laut)
5.
Delusi
Menunjukkan
pikiran yang tidak beres, karena
berdasarkan suatu keyakinan palsu. Tidak dapat
memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan
pengalaman. Delusi ini ada tiga macam, yaitu :
1.
Delusi persekusi : menganggap
keadaan sekitamya jelek. Seseorang yang mengalami
delusi persekusi tidak mau mengenal tetangga kiri
kanan karena menganggap jelek.
2.
Delusi keagungan : menganggap
dirinya orang penting dan besar. Orang
seperti itu biasanya gila honnat Menganggap
orang-orang disekitamya sebagai orang-orang tidak
penting. Akhimya semua orang menjauhi juga.
3.
Delusi melancholis : merasa
dirinya bersalah, hina,
dan berdosa. Hal ini dapat
mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama delirium trements,
hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-otot tak
terkuasa lagi.
Contoh:
Pak Joyo orang
kampung pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta
kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, ia gemetar, keringat
dingin mengucur, ditanya ini itu tak bisa
menjawab, mulutnya gemetar. Akhimya jaksa
tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya.
6.
Halusinasi.
Khayalan yang terjadi
tanpa rangsangan pancaindera. Dengan sugesti diri orang dapat
juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh
orang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinai orang
merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan
dasarnya, sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu
menemukan sasarannya. Ini nampak dalam
perbuatan perbuatan penderita. ( penderita itu
dapat menyadari perbuatan itu, tetapi tidak dapat
menahan rangsang khayalan sendiri)
7.
Keadaan Emosi
Dalam keadaan tenentu
seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. lni
nampak pada keseluruhan pribadinya: gangguan pada nafsu
makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah
tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan
lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara.
Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bemafsu, tidak
bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam
seribu bahasa, tennenung, menyendiri.
Contoh:
Dalam liburan,
seperti biasa Samsulbahri pulang ke kampungnya,dan biasa pula setiap
pulangnya Samsul bennain ke rumah Nurbaya, bekas pacamya. Kedatangan
Samsul di rumah Nurbaya ialah untuk mengulang cintanya. Pada saat itu
terketahuilah Samsulbahri oleh Datuk Maringgih, suami
Nurbaya. Melihat itu Samsul bahkan menghamtam si tua
bangka itu. Siti Nurbaya menjerit histeris. Jeritan itu
terdengar oleh ayah Nurbaya; ayah Nurbaya keluar
melihat kejadian itu gemetar, jatuh terus
meninggal ( Siti Nurbaya, Marah Rusli )
H. USAHA-USAHA PENYEMBUHAN KETIDAKPASTIAN
Orang
yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau
kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya.Untuk dapat
menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andai kata
penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat
sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi
penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila penyebabnya itu
jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan
orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut bisa
dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi. Orang takut
ular, takut ulat yang berbulu, dapat disembuhkan karena dibiasakan
dengan benda-benda tersebut.
Orang yang bersikap sombong
atau angkuh bila mengalami musibah, baru berkurang
kesombongannya, tetapi mungkin tidak. Andai
kata mereka sadar, kesembuhan itu adalah karena
pengalaman. Jadi yang menyembuhkan masyarakat sekitamya dan dirinya sendiri.
Sumber : https://rannykhoirunisa.wordpress.com/author/rannykhoirunisa/
http://faisalbintang18.blogspot.com/2015/01/rangkuman-ilmu-budaya-dasar.html
http://faisalbintang18.blogspot.com/2015/01/rangkuman-ilmu-budaya-dasar.html
No comments:
Post a Comment